7 Manfaat Kenapa Kamu Harus Menulis (Blog, Buku, Sosmed)

Diposting pada

Bentar. Nulis?

Ngapain nulis, kenapa enggak kerja atau berdagang aja? Emang nulis bisa bikin kaya?

Bagi beberapa orang, bisa. Misalnya JK. Rowling yang dinobatkan sebagai penulis terkaya. Atau gak usah jauh-jauh, lihat aja kehidupan penulis-penulis terkenal indonesia. Mereka kaya-kaya.

Ya, meski tidak semuanya diketahui memang. Serta punya tingkatannya sendiri-sendiri. Tapi, cukuplah itu buat bukti. Kalo nulis, bisa bikin kaya.

Saya sendiri pernah denger dari uda ahmad fuadi, kalo nulis itu cukup banget buat memenuhi kebutuhan hidup.

Jadi buat kalian yang suka dunia tulis menulis. Selamat! Telah berada di jalur yang benar dan tepat.

Alasan kenapa harus menulis, adalah minimal karena tujih alasan berikut:

1. Iqro, bacalah dulu sebelum menulis

Sebagai muslim, alasan nulis itu bermula dari kata ini. Iqro, bacalah. Ayat tersebut turun pertama kali sebagai wahyu buat rasulullah.

Bayangkan, kalo sama Allah disuruh membaca. Kira-kira, apa yang akan kalian baca?

Petunjuk, tulisan, suara, tanda.

Ya, benar. Bisa empat unsur diatas. Intinya kita disuruh buat membaca. Kira-kira, tujuannya supaya apa ?

Yang penting kan harusnya, kita paham sama maksudnya. Membaca, supaya tahu, agar mengetahui. Biar gak tersesat. Biar selamat. Biar nggak rugi terus karena langsung praktik (amal) tanpa baca (ilmu) dulu.

Lalu, sampailah kita di zaman yang serba penuh dengan bacaan-bacaan.

Bahkan sangat sulit membedakan mana bacaan yang benar dan salah. Mana yang emas, mana yang sampah. Kita secara otomatis dan tanpa sadar sudah membaca, bahkan tanpa henti memenuhi bawah sadar tapi mungkin belum tepat yang kita baca.

Baca status orang, isinya luapan kekesalan, ekspresi hati dan humor, informasi, pertanyaan yang sama sekali gak afdhol untuk dijawab.

Yang itu semua juga sering kita lihat melalui facebook, whatsapp, twitter, instagram atau di tempat lain.

Huh!

Ternyata, mereka semua telah menulis. Tapi tulisan yang mereka datangkan, tidak membawa manfaat bagi orang lain yang membacanya.

So. Untuk itulah mengapa kita harus menulis adalah karena sekarang banyak banget informasi yang tidak seperlunya ada, malah ada.

Sehingga tulisan-tulisan yang penting, berfaedah, syarat manfaat jadi tenggelam dan kurang.

Yuk. Teman-teman, kalian sudah ada dijalan yang benar. Kalian lanjutkan nulisnya.

Nulis yang baik-baik. Nulis yang kalo bisa ada imbal pahalanya juga. Biar, nggak cuma panen di dunia lalu habis tak bersisa. Melainkan, memberi kejutan kita di syurga Allah nanti.

2. Alquran adalah petunjuk berupa tulisan yang dibaca

Alasan kedua paling lekat sekaligus menjadi inspirasi kuat menulis adalah alquran.

Kita yang muslim, disisakan petunjuk dari Allah melalui risalah yang dibawakan nabi kita Muhammad shalallahu alaihi wasallam berupa kitab. Isinya bacaan, yang awalnya ada karena ditulis.

Saat masa rasulullah, alquran dipelihara dalam ingatan para sahabat nabi. Kalo nggak ditulis, mungkinkah kita sampai untuk membacanya.

Ya, meski konsep alquran dipelihara itu adalah tangan Allah yang bekerja. Ya, maksudnya dengan bentuk buku/kitab ini kita bisa maknai bahwa alquran benar-benar kitab yang terpelihara, isinya otentik, tak ada campur tangan manusia.

Nah, tidakkah kita juga ingin juga punya tulisan yang dikumpulkan (buku) untuk risalah bagi anak-anak kita, cucu-cucu, sahabat se-pemahaman, se-iman, se-bangsa, se-dunia terlebih ilmu agama?

Kalo pengen, jawabannya adalah. Menulislah!

Terinspirasilah oleh alquran ketika kita ingin menulis. Dimana, orientasinya bukan karena uang melainkan karena ingin mewariskan petunjuk yang benar.

Ya, seperti nomor satu diatas. Kita sampai di zaman sekarang (era informasi) tapi tulisan yang bermanfaat samar karena begitu banyak ditutupi oleh tulisan-tulisan tak bermanfaat.

Menulislah, sekali lagi.
Menulislah, sekarang juga!
Menulislah, begitu kamu selesai membaca tulisan ini.
Menulislah, untuk risalah kebenaran yang panjang untuk diwariskan.

3. Mengikat ilmu dan pengetahuan

Namanya manusia itu mudah sekali lupa. Hal-hal sepele aja, kadang gak inget. Apalagi hal penting dalam jeda tahunan ?

Lupa itu bekerja.
Maka, untuk itu diikatlah. Direcord-lah. Direkam-lah. Biar, kapan waktu bisa kita baca-baca lagi. Kita bisa ingat-ingat lagi.

Jadinya gak sia-sia yang telah kita tahu. Jadinya kita punya kumpulan portofolio informasi yang dapat kita perbaharui kalo isinya nggak relevan.

Kalo nggak ditulis. Kamu harus memulai dari nol lagi. Capeknya dobel. Pertama capek karena pernah tahu. Kedua, capek karena harus tahu lagi saat ini.

Nulislah. Ikatlah.

Dimana tempat untuk menyimpannya?

  1. Di buku catetan
  2. Di blog (anjuran kedua) baca tipsnya disini
  3. Di sosmed (fb, ig, twitter, dll)
  4. Di channel telegram
  5. Di youtube (tulisan atau ilmu pengetahuan diolah jadi video)
  6. Di spotify atau anchor.fm untuk ngikat ilmu dalam bentuk suara

4. Untuk passion dan hobi

Nulis itu ternyata bisa bikin kita semangat (passionate) sehingga akhirnya menjadi hobi.

Lho, kok bisa. Biasanya orang itu kan hobinya bermain bola, naik gunung, traveling, memancing. Ini kok nulis, bisa jadi hobi.

Ya, realitanya memang begitu. Menulis sudah ngasih rasa bahagia tersendiri. Inspirasi deras sekali mengalir, seiring tulisannya makin banyak. Ngalir aja, gitu nulisnya.

Kalo kalian sudah merasakan seperti ifu, berarti passion nulisnya sudah dapet. Sudah bisa dijadikan hobi, secara otomatis.

Menulis akhirnya bisa memberi rasa bahagia.
Menulis ujungnya bisa menemukan solusi dari masalah.
Menulis telah melepaskan stress, amarah, kebencian, dendam, dll.
Menulis bisa jadi sebab inspirasi datang dan otak kanan aktif.

5. Untuk sumber penghasilan

Yap. Tulisan sebagai sumber penghasilan, berkaitan dengan nomor satu diatas. Tapi yang pasti bidang baca-tulis, adalah bidang yang hijau untuk memberikan penghasilan.

Saya kasih contoh, google. Dalam kotak pencarian google, apa sih yang selama ini diisikan?

Tulisan, kan.

Ya, tidak lain adalah tulisan meskipun melalui google voice akhirnya sama google dikonversi menjadi tulisan bernama keyword.

Dimana dalam seo, keyword ini juga menjadi perbincangan panas selagi google masih ada. Selagi internet masih tersedia.

Makanya, nulislah di blog. Ikutlah-andil dalam bidang tulis dan baca.

Berikutnya, amazon yang pemiliknya sempat jadi orang terkaya juga awalnya adalah toko buku online. Buku, kan tulisan yang dijual. Lagi-lagi, tulisan bisa membuat orang jadi kaya.

Tambah lagi, mark zuckerberg melalui facebooknya. Platform sosial media yang sebagian besar isinya berisi tulisan. Face=wajah, book=buku.

Then, JK. Rowling membuktikan dan meyakinkan kita bahwa tulisan bisa membawa dirinya naik derajat.

Dari depresi, dari ditolak penerbit namun dengan kegigihan dan kesabarannya dia dihadiahi sebagai orang terkaya yang bersumber dari menulis buku.

Lagi, ana huffington, dari huffington post, lindaikeji, eka lesmana dan banyak lagi yang lain menginspirasi kita menulis di blog yang bisa memberi penghasilan melalui program advertiser dari google adsense.

6. Untuk amal jariyah

Ya semoga, kalo tulisan kita ajakan kebaikan. Berharap, bisa jadi amal yang terus mengalir. Meski kita telah selesai tanggungjawabnya di dunia. Alias, jariyah. Pahalanya mengalir terus.

Menulis berarti, sebuah aset. Bukan cuma properti, bisnis, investasi saja yang bisa menghasilkan penghasilan pasif. Tapi nulis, juga bisa.

Kalo nulisnya di buku, lalu dijual sama penerbit mayor dan tulisannya terus dibutuhkan. Maka, karyanya akan dicetak ulang dan penulisnya terus mendapatkan royalti.

Nah, dari nulis. Pendapatannya dua. Satu kelihatan mata, berupa penghasilan. Satunya tak kasat mata, berupa amal yang jariyah karena pembacanya mendapatkan manfaat dari tulisannya dan saran-saran yang diberikan melalui bukunya terus dikerjakan sama si pembaca itu sampai kapan-pun.

Kamu telah sumbangsih besar, atas perubahan perilaku orang lain yang lebih baik. Memudahkan mereka. Memberi rasa percaya diri. Bahkan memberi petunjuk atas ilmu yang kamu telah ketahui dan lalu dibagikan.

Nah, itulah pendapatan jariyah dari menulis. Yang bagi saya adalah, sebenarnya perannya sangat penting ketimbang penghasilan nyatanya berupa uang. Meski kita tidak pura-pura tak butuh uang, ya. Saya akui, kita semua akui bersama. Kita butuh uang. Tapi, janganlah dijadikan kebutuhan itu menutupi yang abadi. Ya, amal jariyah itu.

Terus. Awas, jangan kebalik atau salah. Tulisan yang dibuat merupakan kebohongan, hoax, punya maksud jahat atau menjatuhkan, atau berhubungan dengan maksiyat.

Sebagai pembaca blog yang saya yakin teman-teman adalah pengunjung yang yakin akan hari pembalasan. Percaya mengenai ada sebab, ada akibat. Mengakui akan segala sesuatu yang ditanam, juga akan dipanen.

Jangan pernah menulis yang sifatnya menyesatkan. Karena itu juga akan memberikan ganjaran jariyah tapi berupa dosa.

Dosa yang terus mengalir, seiring tulisannya dibaca, apalagi dipraktikkan. Naudzubillah! Jangan sampe!

7. Therapy, kesehatan, awet muda

Bener banget bahwa menulis juga bisa buat terapi. Dengan menulis kita bisa menyalurkan energi negatif ke dalam bentuk tulisan yang bisa jadi sesuatu yang positif.

Menulis dapat menyembuhkan luka batin. Jaman dulu, banyak sekali orang-orang menuliskan buku diari. Itu bertujuan untuk merefleksikan perasaan sakit, emosi, pedih, marah ke dalam buku. Jadi menulis ini sangat baik untuk obat (phsyco).

Buat kamu yang yang lagi punya masalah, menulislah. Kamu yang sedang galau, ini waktu yang tepat. Bahkan menurut indra permana, paling tepat untuk memulai menulis.

Menulislah untuk kebaikan. Menulis untuk amal. Menulis untuk bekerja, agar dengannya bisa mendapat penghasilan, dengan punya penghasilan kita jadi gak meminta-minta. Ini boleh, dianjurkan dalam islam. Serta menulislah untuk membahagiakan anda (passionate).

Nah, alasan harus menulis sudah tahu. Sekarang pertanyaan terakhir dari postingan artikel kali ini adalah. Kapan kalian akan mulai menulis?

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.