Tere Liye: Jadilah Seperti Pohon Kelapa (Motivasi Menulis)

59 Dilihat

Motivasi Tere liye menulis novelnya yang saat ini mencapai beragam genre. Laksana buah kelapa. Tulisan itu hendaknya bisa “tumbuh” di hati pembacanya. Maksudnya gimana? Kenapa harus pohon kelapa?

Dia nggak begitu saja menjadi penulis sukses.

Perjalanan menulisnya, berangkat sejak SD. Kala itu darwis kecil menulis untuk majalah bobo. Tapi tulisannya nggak pernah dimuat oleh penerbit.

Meski begitu, Tere Liye tidak kecewa, dia terus saja menulis. Saat menginjak masa SMP darwis mulai menulis cerpen.

Lalu masa SMA menulis untuk media, yang saat itu dimuat di lampung pos.

Lantas apa sebenarnya motivasi menulisnya Tere Liye yang sesungguhnya hingga berhasil menjadi penulis terkenal, yang penjualan novelnya selalu best-seller dengan gaya bahasa yang bisa menyihir pembaca?

Dia belum selesai, mengisahkan perjalanannya. Penghasilan besar sebagai penulis, berangkat dari honor kecil.

Honor Pertama Menulis

Masih saat SMA kemudian Ia merantau ke bandar lampung dan memberanikan diri untuk mengirim tulisan ke Lampung Pos.

Dari situ Tere Liye mulai mendapat honor pertamanya sebesar 75 ribu per satu tulisan. (Saat itu nilainya besar).

Setelah lulus SMA, dan telah menulis sekitar 30-40 artikel yang dimuat di lampung pos. Dan terus dimuat. Hingga terkumpul uang dalam tabungannya sebesar 2,5 juta.

Berbekal uang itu Tere Liye berangkat ke Depok melanjutkan pendidikannya ke UI (Universitas Indonesia). Di kampus UI, tere liye masuk ke Fakultas Ekonomi.

Dari situ mulai banyak ketemu penulis, termasuk ibu Sri Mulyani. Tere Liye semakin semangat lagi menulis. Lalu ia menulis di koran nasional seperti Kompas, Tempo, Republika menjadi penulis ekonomi politik di koran nasional.

Banting Setir ke Novel

Lalu ia memutuskan pindah halauan, banting setir menulis novel. Pada 2005. Novel pertamanya laku, keduanya malah tidak laku.

Novel ketiga, lumayan lakunya hanya saja belum sesuai harapan. judul novel itu adalah hafalan sholat delisha.

Novel-novel Karya Tere Liye

Baru sekitar tahun 2005-2006 novel-novelnya mulai banyak laku. Dia merasa kalau medan pertempurannya makin menarik.

Darwis merilis banyak lagi novel.

  1. Moga bunda disayang Allah
  2. Bidadari-bidadari syurga
  3. rembulan tenggelam diwajahmu
  4. 2008 daun yang jatuh tak pernah membenci angin
  5. burlia serial anak anak
  6. eliana
  7. amelia
  8. negeri para bedebah
  9. 2011-2013 bumi
  10. bulan
  11. matahari
  12. bintang
  13. komet
  14. spin off (borobudur)
  15. meteor
  16. nebula
  17. jupiter
  18. uranus
  19. saturnus
  20. mars
  21. venus
  22. 2014 rindu novel sejarah
  23. pulang novel tentang aksi
  24. pergi lanjutan pulang
  25. pulang-pergi
  26. hujan
  27. 2016 tentang kamu
  28. 2017 berhenti menerbitkan buku. lalu mulai menulis lagi.
  29. 2018 ada 4 novel.

Novelnya Di-filmkan

Terhitung sudah ada 3 film yang dibuat dari novelnya.

Yaitu hafalan sholat delisha. Daun yang jatuh tak pernah membenci angin. Sama rembulan tenggelam di wajahmu.

Motivasi Menulis Tere Liye

Menulis membutuhkan motivasi. Seperti Tere Liye, motivasi menulisnya bukan cuma supaya jadi kaya, terkenal atau diundang kemana-mana.

Jika menulis karena alasan-alasan itu energi menulisnya nggak akan cukup. Kata Tere Liye. Menulis dan karya-nya difilmkan bahkan nggak ada rasanya.

Motivasi menulis tere liye akan bisa dipahami melalui ilustrasikan kisah tiga sahabat yaitu: Burung pipit, Penyu dan Pohon kelapa.

Burung pipit, Penyu & Pohon Kelapa

motivasi menulis tere liye
ilustrasi motivasi menulis tere liye

Alkisah, ada burung pipit, penyu dan pohon kelapa tiga mahluk yang awalnya bersahabat kemudian berpisah selama tiga tahun.

Pada tahun ketiga mereka bertemu kembali, mereka lalu saling bertaya dan bercerita satu sama lain.

Burung pipit bercerita: Selama tiga tahun ia telah terbang sejauh 300 km hingga ke kota Bandung, 200 km ke Surabaya melihat pemandangan yang sangat indah dari atas langit.

Penyu dan pohon kelapa amat takjub dengan cerita burung pipit.

Kemudian si penyu bercerita: Ia selama tiga tahun yang lalu telah berenang ke dalam lautan, hingga ke seberang benua.

Dibawah laut penyu melihat pemandangan yang sangat indah seperti halnya gunung di daratan, menjumpai terumbu karang yang beragam warna, keanekaragaman bawah laut benua australia, eropa dan afrika.

Burung pipit bilang, amboy cerita kamu lebih keren.

Tiba saatnya pohon kelapa bercerita. Namun ia kebingunan.

Sebuah pertanyaan yang sangat tega, katanya. Sebab dia nggak mungkin bisa kemana-mana. Soalnya kan pohon. Itu tadi kenapa ilustrasinya pohon kelapa. Okeh, ceritanya kita lanjutkan ya.

Lalu lantas apakah itu tidak adil untuk pohon kelapa karena ia tidak bisa terbang ke langit atau berenang menyelam ke laut?

Saat pohon kelapa berbuah lebat, kemudian buahnya matang.

Ketika matang buahnya jatuh ke pantai. Direngkuh air lautan, lalu buahnya terbawa kemana-mana. Buah kelapa itu lalu tumbuh subur di tempat lain.

Lalu burung pipit dan penyu takjub bukan main.

Mereka bilang bahwa mungkin ribuan pohon kelapa yang ada di Bandung Surabaya, Benua Afrika, Eropa, Amerika bisa jadi adalah buah kelapa yang jatuh dari pohon-mu.

Sangat luar biasa, kata penyu dan burung pipit.

Tere Liye percaya jika tulisan yang ditulisnya, lalu masuk ke penerbit (misalnya) maka tulisan itu akan menjadi buah kelapa.

Yang tumbuh subur di hati para pembacanya.

Itulah motivasi menulis Tere Liye, seperti buah Kelapa yang tumbuh. Dan itu semua terjadi benar-benar jadi nyata. MasyaAllah.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.