Kisah Abdullah bin Mubarak

Diposting pada

Abdullah bin mubarak. Ini saya dapat kisahnya, dari salah seorang khatib saat sholat jumat di bilangan masjid Alamanda GDC Depok. Saya sangat berkesan sehingga saya tuliskan disini agar suatu saat saya bisa nemu postingan ini lagi, baca lagi dan ingat lagi hikmahnya.

Ada satu perilaku beliau yang menarik, yang ingin saya sampaikan buat Anda. Ini masih bisa kita tiru. Dan insyallah menjadi wasilah kemudahan dalam hidup kita. Saya bersaksi, melalui penuturan cerita sang khatib tersebut insyaallah saya juga akan mengamalkan apa yang diajarkan oleh Abdullah bin mubarrak.

Simak terus ya ceritanya.

Asal

Jadi, menurut penuturan ustad. Saya lupa siapa nama sang khatib tersebut. Bahwa Abdullah bin Mubarrak, berasal dari sebuah wilayah di khurasan.Beliau lahir dari seorang yang pernah menjadi hamba sahaya. Kira-kira begitu. Bukan orang yang berada.

Beliau baru belajar ilmu itu, pada usia 20 tahun. Kalo anak-anak sepantaran abdullah, usia 6 tahun sudah hafal alquran. Tidak heran, karena sejak usia 3-4 tahun sudah disekolahkan sama ortunya. Nah, abdullah bin mubarrak semasa kecilnya ga bisa sekolah karena membantu pekerjaan orang tuanya.

Pernah di Penjara

Lalu, diceritakan juga bahwa beliau pernah berada dalam penjara. Ada pelajaran menarik dari sini. Abdullah bin mubarrak, pernah meminta izin sipir alias penjaga penjara untuk mencatat 40 hadits dari gurunya. Hanya untuk mencatat hadits. Masyaallah, kan. Beliau minta izin untuk menulis, membaca, belajar ilmu.

Amanah

Kisah Abdullah bin Mubarrak
Mas Hakim

Abdullah bin mubarrak juga dikenal amanah. Pernah suatu kali, saat belajar ilmu di wilayah (saya lupa, kalo tidak salah hijaz) beliau tidak membawa pena untuk mencatat. Kelupaan tertinggal dirumah. Lalu, meminjamlah kepada orang di daerah situ. Dan abdullah bin mubarrak pulang ke khurasyan.

Sampai khurasyan, baru ingat kalo pena-nya, adalah pinjaman dari orang di hijaz. Apa yang dilakukan abdullah bin mubarrak? Mengembalikan pena tersebut. Yes. Hanya sebuah pena saja. Dikembalikan, itu saking amanahnya.

Jangan kalian bayangkan jarak dari hijaz ke khurasyan bisa ditempuh seperti naik pesawat. Jaman dulu, seenak-enaknya perjalanan mengendarai unta. Dan itu bisa diperkirakan berapa jauhnya.

Pelajaran amanah.

Menghajikan Orang

Terus, pernah juga suatu saat abdullah bin mubarrak mengajak temannya untuk berhaji. Beliau meminta agar memasukkan uang nya berapa saja ke dalam kotak yang disiapkan Abdullah bin mubarrak. Lalu, berhajilah mereka bersama. Kemudian selesai berhaji, mereka pulang. Sampai dirumah, mereka tasyakuran. Dan kemudian Abdullah bin mubarrak mengembalikan semua uangnya kepada mereka.

Masyaa Allah. Betapa Kaya-nya Abdullah bin Mubarrak. Betapa dermawannya Abdullah bin Mubarrak.

Pelajaran berharga bahwa ilmu itu akan selalu bisa mengubah kondisi penuntutnya. Abdullah bin mubarrak berasal dari keluarga tak berada. Namun karena tekun belajar, beliau menjadi orang kaya.

Memberi 20 dirham

Dalam suatu perjalanan bersama rombongannya ketika akan berhaji. Abdullah bin mubarrak membawa bekal 1,0000 dirham. Kalau dikurskan, 1 dirham kira-kira Rp. 3,000,000. Lalu beliau melihat bangkai seekor burung. Ia curiga, merasa hatinya tidak enak. Lalu mundur ke belakang rombongan.

Sampai melihat 2 orang wanita. Wanita itu mengambil bangkai burung. Lalu bertanya, apa yang terjadi. Wanita itu menjawab, bahwa dulu keluarga dia kaya raya. Terus ditipu oleh saudaranya. Hingga sekarang, nasib mereka menjadi sangat tidak punya apa-apa.

Kemudian abdullah menghitung berapa jarak dari khurasyan ke wilayah ini. Wanita itu menjawab sekian, lalu setelah dihitungn biayanya sekitar 20 dirham. Dan Abdullah bin mubarrak memberikan 20 dirham itu kepada 2 orang wanita untuk mengubah keadaan hidupnya dan membatalkan perjalanan haji nya.

Berdoa dengan wasilah air zam-zam

Baiklah, ini yang terakhir yang ingin saya sampaikan. Sebetulnya, masih ada sangat banyak pelajaran yang disampaikan. Tapi saya tak bisa ingat semuanya. Saya paling ingat, adalah pelajaran ini. Mengenai betapa mustajabnya doa saat meminum air zam-zam.

Abdullah bin mubarrak, kata khatib mengetahui rahasia ini dari sebuah hadits yang ia pelajari. Katanya, air zam-zam jika diminum ia menjadi milik si peminumnya. Lalu, suatu hari Abdullah bin mubarrak berada di sumur zam-zam, lalu meminum air zam-zam itu seraya berdoa:

Yaa Allah, melalui wasilah air zam-zam ini, dan aku tahu melalui illmu yang aku pelajari, air zam-zam menjadi milik si peminumny. Maka aku memohon, agar nanti Engkau menghilangkan dahagaku ketika berada di padang mahsyar. Hari yang berat, disaat semua orang merasakan dahaga.

Masyaa Allah. Betapa inspiratif kisah beliau. Banyak yang bisa kita tiru dan pelajari, terlebih mengenai mustajabnya berdoa untuk urusan nanti (akhirat) ketika meminum air zam-zam. Sekian, semoga bermanfaat.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.