Ada seorang filsuf Perancis bernama Denis diderot. Dia seorang penulis buku Ensiklopedia yang miskin, suatu hari dia akan menikahkan anaknya namun dia tidak punya uang.
Kemudian kabar itu didengar oleh Katarina Agung, Kaisar Rusia. Hatinya terusik, tidak tega sehingga Ratu Kaisar itu berniat membeli 1.000 pundsterling lebih dari 150.000 dolar hari ini untuk membuat sebuah perpustakaan pribadi.
Hingga seketika perubahan hidup Denis Diderot terjadi dalam sehari, ia nggak hanya bisa membiayai pernikahan putrinya. Namun mengubah status dari miskin menjadi kaya raya.
Ia juga membeli jubah. Sebuah jubah yang sangat indah. Sampai-sampai ia melihat bahwa jubah itu tidak cocok dengan barang-barang lain, yang dimilikinya. Tidak sinkron lagi. Harus diupgrade kelasnya.
Ia mengganti karpet rumahnya dengan karpet dari damaskus. Membeli patung-patung untuk pajangan dirumahnya, cermin mahal yang dipajang diatas perapian, mengganti kursi rotan dengan jenis bahan kulit.
Perilaku ini, mirip seperti sebuah kartu yang disusun lalu dijatuhkan satu hingga berentetan menjatuhkan kartu yang lainnya.
Perilaku Denis Diderot, bukannya nggak lazim. Sesungguhnya kecenderungan belanja disusul dengan belanja berikutnya memiliki sebutan: Efek Diderot.
Referensi:
Atomic Habbit – James Clear, hal 83-84.