Resensi buku: On Writing Well – William Zinsser

Diposting pada

Melalui tulisan ini saya menyampaikan terimakasih banyak kepada William Zinsser, atas karya dan pesan yang sangat inspiratif melalui buku On Writing Well.

william zinsser
Foto William Zinsser – Sumber: williamzinsserwriter.com

Buku ini membuat saya menyadari betapa banyak kesalahan yang selama ini saya lakukan. Termasuk menulis blog ini.

Memahami apa yang William Zinsser sampaikan, membuat saya menemukan kepercayaan diri dalam menulis. Makin semangat dan membebaskan saya dari tuntutan-tuntutan, aturan serta deadline.

Baiklah, langsung saja. Saya sajikan ringkasannya. Semoga bermanfaat buat Anda.

1. Menulis adalah proses, bukan produk.

Menulis adalah proses, ya.

Pemikiran seperti itu yang diminati Zinsser ketika beliau mengajarkan sebuah kursus menulis dengan judul yang kontroversial: “Saya akan mengajar kursus menulis di mana menulis tidak diperlukan.”

Kebanyakan penulis kesulitan menulis karena mereka terlalu fokus pada hasil tulisan (produk).

Seandainya mereka minikmati “proses” menulisnya, mereka bukan hanya relaks. Mereka juga akan menikmati bagaimana menimbang bebagai cara untuk menentukan dan menemukan arah yang ingin mereka tuju melalui tulisannya.

Zinsser menegaskan: Menulis seharusnya membebaskan dari ketergesa-gesaan. Pembebasan diri dari tenggat waktu, hantu sepanjang masa belajar mereka yang tak puas-puasnya menuntut untuk dipenuhi.

William Zinsser

Dalam hati saya bilang: “Duh, apalah saya yang setiap hari memikirkan harus menerbitkan satu artikel baru untuk blog ini.” Saya merasa langsung terkena Skakmat Zinsser.

2. Hakikat menulis adalah menulis ulang

Melalui penjelasan William Zinsser inilah saya baru paham bahwa yang dimaksud dengan “The First Draft is Always Junk.”

Berkali-kali membaca penjelasan mengenai tulisan pertama itu pasti masih terdapat kekurangannya, salah-salah kata, tidak tepat bahasanya. Namun saya tidak bisa memahami sejelas yang disampaikan dalam buku On Writing Well.

Karena hal itu, akhirnya saya memutuskan untuk melakukan tindakan repurpose konten (menulis ulang) blog ini yang sudah terpublish 140-an artikel.

Benarlah, saya menemukan banyak kalimat yang tidak perlu, kata-kata yang salah tulis (typo).

Bagaimana pembaca bisa menikmati tulisan saya, jika saya sendiri tidak nyaman membacanya.

Itulah gunanya draft pertama.

Draft pertama berguna untuk merekam semua ide yang terlintas pertama kali. Apapun bentuk kalimat-kalimat yang diambil itu mencerminkan keadaan paling alami si penulis.

Sedangkan menulis ulang adalah inti.

Zinsser

Menulis ulang mengubah mode sebagai pembaca, bukan lagi penulis.
Saat menulis ulang (melakukan revisi) Anda melakukannya dengan fikiran jernih. Dan menulis yang baik adalah menulis dalam keadaan tenang dengan fikiran yang jernih.

3. Kesederhanaan

Pada bagian ini Zinsser mengesankan saya lagi.

Rahasia tulisan yang baik, katanya. Meluruskan setiap kalimat dengan komponen bahasa dan kalimat yang “paling jernih.”

Maksudnya adalah: Setiap kata yang tidak ada fungsinya, bisa diperpendek.

Setiap adverbia yang mempunyai makna sama dengan kata bersangkutan, setiap susunan kalimat pasif yang membingungkan pembaca tentang siapa mengerjakan apa. Ini adalah 1001 kerikil yang memperlemah kekuatan suatu kalimat.

“Sederhanakan, sederhanakan..”

William Zinsser

Pembaca adalah orang dengan rentang perhatian kurang lebih 30 detik.

Orang yang terkantuk-kantuk di kursi, dengan majalah atau buku di tangan. Adalah orang yang terlalu banyak diberi masalah yang tak perlu oleh penulis.

Ehm..?@#$%^&

buku on writing well william zinsser

Nggak perlu tersinggung. Itu maksudnya adalah “saya,” yang sering memberi masalah buat pembaca. Maafkan, maafkan. Yaa !

4. Kekacauan Bahasa adalah Musuh

Tidak perlu kita mengatakan: “Saat sekarang ini kita kejatuhan air dari langit.”

Periksa setiap kata yang Anda tulis diatas kertas. Sungguh mengejutkan Anda akan menemukan sejumlah kata yang “tidak melayani” dan tidak sejalan dengan tujuan Anda.

Kerancuan bahasa adalah musuh. Sadarilah bahwa kata yang panjang tidak lebih baik daripada yang pendek.

William Zinsser

Zinsser mengatakan, kebanyakan draft pertama bisa dipotong hingga separonya tanpa kehilangan informasi atau kehilangan pesan penulisnya.

Carilah kekacauan bahasa dalam tulisan Anda dan pangkaslah dengan berani.

Sederhanakan, sekali lagi sederhanakan.

5. Style

Style adalah organ penting seseorang yang melakukan kerja menulis sebagai bagian dari dirinya. Pembaca menghendaki orang berbicara kepada mereka jujur dan apa adanya.

Karena itu aturan dasar menulis adalah: Jadilah diri Anda.

Mereka harus santai, dan mereka harus percaya diri.

Penulis yang baik tampak dibalik kata-kata mereka. Jika Anda tidak boleh menggunakan “Saya.” Setidaknya berfikirlah secara “Saya” ketika Anda menulis atau menulis draft pertama dalam orang pertama dan kemudian tariklah “Saya” keluar.

Ini akan mematangkan style tak personal Anda. Juallah diri Anda, dan subjek Anda akan bangkit sendiri daya tariknya.

6. Menulis untuk diri sendiri

Terakhir ya.. (selebihnya silakan baca saja bukunya). Total ada 351 halaman yang sangat seru.

Jangan mencoba membayangkan khalayak yang luas terlebih dahulu. Tidak ada audiens semacam itu.

Setiap pembaca adalah orang yang berbeda. Jadi: Menulislah untuk diri sendiri.

Zinsser

Anda menulis terutama untuk menyenangkan diri, dan jika Anda melakukannya dengan senang. Maka Anda juga menghibur pembaca yang menghargai tulisan itu.

Berapapun usia Anda, jadilah diri Anda saat menulis. Menulislah untuk diri sendiri, satu audiens saja.

– Zinsser

Ahmad Fuadi bilang menulislah dengan hati. Karena menulis dari hati akan sampai ke hati pembacanya.

Mr. Hakim,
Depok 28/09/2021 16:22 PM

Rev. 1 15 Juni 2022

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.