Resensi Film Little Women (2019) Film ttg. Menulis cocok buat Introvert

Diposting pada

Halo semua. Apa kalian sedang nyari film tentang menulis atau tentang introvert? Film Little Women (2019) ini cocok untuk disaksikan. Film ini, diangkat dari sebuah Novel berjudul “Little Women” pada tahun 1868 yang ditulis oleh Louisa May Alcott. Yang membuat film ini mencuri perhatian saya yaitu kisahnya Jo (Saoirse Ronan) yang bercita-cita ingin menjadi penulis novel yang sukses.

Film Little Women disutradarai oleh Greta Gerwig dan dibintangi oleh Saoirse Ronan (Jo March), Emma Watson (Meg), Florence Pugh (Amy), Eliiza Scanlen (Beth), Timothee Chalamet (Lauree) dan Laura Dern (Marmie sebagai ibunya).

Kisah Film

Film ini berkisah tentang empat saudara perempuan seusai terjadi perang di amerika. Ayahnya, masih berjuang di medan perang yang ditempatkan di Washington. Keempat anaknya berjuang dengan kehidupannya hingga mereka semua menikah. Namun, malangnya satu saudari perempuan mereka Beth, meninggal karena sakit.

Ketiga saudara lainnya, meg akhirnya menikah dengan john brooke. Seorang guru private. Jo, kakak pertamanya ini merupakan representasi dari si penulis novel, Alcott. louisamayalcott.org. Penyuka sastra dan kebebasan.

Perjuangan Jo dalam menulis Novel

Sementara Amy, yang gemar melukis hingga akhirnya bisa masuk sekolah umum karena diminta bibi March (Meryl Streep) untuk menemani berkeliling ke eropa. Sampai Amy, menikah dengan Laurie (pacarnya Jo). Laurie, ini sebenarnya cinta sama Jo. Namun karena Jo, lebih suka kesendirian Jo tidak bisa mencintai Laurie degan tulus sepenuh hati.

Jo, Si Introvert Penyuka Novel

Baiklah, sekarang saya mau mengangkat kisahnya Jo yang diperankan oleh Saoirse Ronan. Jo memiliki karakter introvert, jadi jika kalian juga introvert akan cocok menonton film ini. Apalagi kalau perempuan. Ada pelajaran tentang memaafkan dan perjuangan menulis novel.

Suatu kali, Jo menyesal karena ditinggal Laurie ke Eropa. Laurie akhirnya mencari Amy, adiknya jo hingga menikah dengannya. Saat Jo mendengar kabar itu, Jo buru-buru menjemput adiknya ke Eropa karena perasaannya tidak karuan. Antara kecewa, sedih, marah dengan adiknya.

Sampai akhirnya Jo dan Amy bertemu. Amy sangat takut, kakaknya marah. Namun apa yang dikatakan Jo? Dia bilang: Hidup terlalu singkat untuk marah dengan satu saudari.. Jadi film ini juga mengajarkan pelajaran tentang memaafkan.

Perjuangan Menjadi Penulis

Masih membahas kisah saudara pertama, Jo. Jo adalah tokoh utama film ini dan memang alur dalam berjuang menulis ini yang saya ingin tahu kisahnya.

Sejak awal mulai, film ini dibuka oleh pengajuan draft novel karya Jo kepada sebuah penerbit buku. Jo menyodorkan beberapa lembar cerpen, kepada seorang editor bernama Mr. Dashwood. Cerpennya diterima dengan royalti sebesar $20 dolar, dengan syarat beberapa perubahan.

Dari awal novel ini saja, saya sudah mendapatkan insight berharga soal menulis dari percakapan antara Jo dengan Mr. Dashwood. Yaitu: Menulislah sesuatu sesuai dengan kondisi suatu hal (sesuai kebutuhan).

Karena saat itu amerika usai berperang, Mr Dashwood meminta Jo menghilangkan sedikit percakapan yang mengandung sedikit ceramah. Alasannya, orang-orang sedang bersedih dan butuh dihibur.

Tuliskan, maka akan menjadi penting

Setelah Meg menikah dan berkeluarga. Amy bersama laurie. Sementara Jo, belum menikah. Ia menulis sebuah novel. Jo menulis dengan diterangi lilin-lilin. Menjejerkan naskah tulisannya di lantai. Membuang, beberapa lembar yang salah. Dan ini berlalu hingga agak lama. Sampai suatu hari bab pertamanya selesai, Jo mengajukan naskahnya ke Mr. Dashwood dan ia menerima serta butuh karakter yang lebih beragam.

Sampai disini, jo melupakan naskahnya dan bertemu dengan laki-laki yang jadi suaminya. Tak lama setelah itu, Jo bertemu dengan kedua saudaranya yang masih hidup, Meg dan Amy.

Disini ada pesan berharga juga yang saya tangkap. Jo menjual sebuah rumah diperuntukkan sebagai sekolah karena selama hidupnya mereka tak pernah mendapatkan pendidikan. Jo, juga ingin membuat bibi Marc terkejut (saya menafsirkan tindakan Jo ini sebagai amal jariyah bagi bibi March). Menjual rumah, dan mengubah jadi sekolah.

Ending Film

Sebelum ending film ini, mereka bertiga berjalan sambil mengatakan bahwa tulisan akan penting jika ditulis. Saya menerima ini sebagai sebuah pesan untuk memulai menulis saja di awal, nanti tulisan akan menjadi penting. Tulis saja dulu! Bisa jadi kita akan mendapatkan tulisan berharga di sepertiga atau setengah langkah kita.

Akhirnya novel Jo, sukses terbit. Mereka hidup dengan keluarganya masing-masing dengan bahagia. Film ini sangat cocok buat introvert yang suka menulis. Yang butuh semangat dalam memperjuangkan karya tulisnya. Novel fiksi ataupun nonfiksi.

Kesimpulan

Sedikit saran, film ini ada adegan kiss dua kali. Namun tidak ada adegan yang lebih vulg*r lainnya. Tetap, jangan menonton bersama anak kecil dibawah usia 25 tahun. Pejalaran yang saya dapat yaitu: Perjuangan untuk menulis (memotivasi berkarya), Pelajaran tentang memaafkan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.