Man Jadda Wa Jadda: Hidup Seperti Lomba Lari Marathon

Diposting pada

Hidup ini adil banget, terlebih soal rezeki. Siapa yang bersungguh-sungguh insyaallah akan menuai hasil yang terbaik. Man jadda wa jadda.

Seperti halnya lari marathon, siapa yang mempersiapkan diri dengan baik maka dia bisa menang dalam perlombaan.

Jadi persoalan rezeki kurang tepat jika didasarkan pada: Banyak sedikitnya rezeki karena rajin tidaknya ibadah.

man-jadda-wa-jadda
man jadda wa jadda

Dalam perlombaan marathon, baik yang rajin beribadah ataupun tidak. Semuanya sama. Menghadapi medan dan satu track.

Kunci pemenang adalah siapa yang bersungguh-sungguh (man jadda), tahan banting, dan persiapan diri yang baik.

Kunci rezeki bersyukur

Rezeki lebih tepatnya berkaitannya dengan rasa syukur. Kata Allah dalam alquran: Wamayyaskur, fainnama yaskuru linnafsih. Waman kafaro fainnallaha ghoniyyun hamid (qs. Lukman 12).

Ada juga: Apabila bersyukur, akan ditambah nikmat Alah. Dan jika kufur maka siksa Allah amat pedih.

Kisah sahabat rasulullah dan nabi musa soal syukur

Ada sahabat rasulullah yang rajin beribadah namun masih miskin. Kemudian ia meminta rasulullah mendoakan agar menjadi orang yang kaya.

Lalu jawaban rasulullah: “Ketahuilah bahwa harta sedikit yang kau syukuri jauh lebih baik daripada harta banyak tapi tidak disyukuri.”

Lanjut dan bandingkan dengan cerita berikut:

Ada suami istri yang hidupnya miskin terus menerus. Pada zaman musa. Lalu mereka meminta doa pada nabi musa agar diberikan kekayaan.

Lalu nabi musa berdo’a kepada Allah, dan Allah akan mengabulkan permintaan kedua orang suami istri itu namun hanya untuk waktu satu tahun.

Singkatnya setelah satu tahun menjadi orang kaya raya. Ia juga menjadi dermawan. Karena mereka berpikir setelah satu tahun menjadi kaya, akan balik jadi miskin lagi.

Namun setelah satu tahun, kedua orang tersebut ternyata masih kaya dan nabi musa bertanya kepada Allah lalu jawaban Allah: “Biarkan saja Musa, orang itu mensyukuri rezeki yang Aku tetapkan padanya. Biarkan mereka terus menjadi orang yang kaya dan orang yang kaya yang penuh kesyukuran.”

Sumber: Adiwarman Karim

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.